Selasa, 16 Juli 2013

JR # 5 " PENERAPAN BUDAYA KERJA 5R DI BISNIS RITEL "

Dalam jurnal kali ini pembahasan materi mengenai penerapan budaya kerja 5R. 5R di kenal sebagai salah satu budaya kerja dari Negara Jepang yang sudah di adopsi oleh beberapa perusahaan di beberapa Negara yang bermanfaat sebagai suatu teknik dalam meningkatkan suatu mutu perusahaan. Jika 5R sering dianggap tool yang cocok diterapkan di area pabrik, 5R juga sangat cocok diterapkan di bisnis ritel dan jasa-jasa lainnya.



Budaya kerja orang Jepang terdiri dari 5S yaitu :

1. Seiri / Straight Up
2. Seiton / Set In Order
3. Shitsuke / Sustain
4. Seiketsu / Standardize
5. Seiso / Shine, Clean Up




5S diterjemahkan dalam bahasa dunia salah satunya adalah bahasa Indonesia, yang kemudian dikenal dengan budaya kerja 5R.
Selah mempelajari budaya kerja 5R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin ). Dan terjun langsung ke lapangan mengamati beberapa toko. Banyak pelajaran dan pengetahuan yang saya dapatkan. Untuk mendapatkan lingkungan yang berkualitas dan bermutu dalam sebuah bisnis ritel diperlukan adanya penerapan 5R.
 
Salah satu contoh bisnis ritel yang menerapkan budaya 5R adalah toserba Market Place. Untuk mendapatkan data secara akurat saya survey secara langsung, kebetulan lokasi Market Place tidak jauh dari tempat tinggal saya jalan kaki kurang lebih 1 km.
 
Market place ini terletak dilantai satu. Lantai dasar merupakan agen-agen property, clinic, kantor post, dan toserba manings.
 
Tahap penerapan 5R

 
 
1. Ringkas  ( Seiri / Short )
 
Prinsip kerja ringkas adalah prinsip kerja dalam memilih barang berdasarkan :
 
  • frekuensi pemakaian barang, dan
  • fungsi barang

Sehingga kita bias meringkas barang-barang agar ruang terlihat lebih luas dan mencegah adanya barang yang tidak terpakai yang hanya akan membuat ruang menjadi sempit dan berantakan.

Seorang petugas Market Place sedang merapihkan dan memilih buah / produk barang yang mendekati kadaluarsa, untuk diseleksi lagi apakah masih pantas dijual atau tidak, tentu harganya tidak seperti harga yang sebenarnya, biasanya harganya lebih murah dari harga aslinya. Dan membuang barang / produk yang tidak layak jual karena kemasan rusak atau kadaluarsa. Dan mengecek lebel produk disetiap rak barang.






2. Rapi ( Seiton / Set In Order )

 Dengan penataan tata letak yang rapi dan barang-barang diletakan sesuai jenisnya, ini akan memudahkan konsumen untuk mencari barang / produk yang mereka inginkan dan butuhkan. Dengan penataan yang rapi maka akan menarik calon pembeli untuk datang dan berbelanja.
Selain produk obat-obatan, pembersih rumah, kecantikan ada beberapa jenis makanan yang disediakan di bisnis ritel supermarket diantaranya :
  • Jenis makanan mentah, diantaranya daging dan ikan.
  • Jenis makanan siap pakai / matangm diantaranya minuman, makanan ringan dan bakery
  • Makanan segar, diantaranya sayuran dan buah.
Dalam penataan barang yang sering dicari, dibutuhkan dan diperlukan diletakan di bagian / rak yang mudah diliat dan mudah dijangkau / strategis. Sementara untuk barang-barang yang jarang dicari diletakan dibagian dalam. Dan menata serta meletakan barang-barang yang berat diletakan dibagian rak bawah dengan maksud agar lebih aman. Menerapkan budaya rapi untuka para pegawai agar disiplin menggunakan baju seragam jika jam kerja sedang berlangsung.



Prinsip kerja rapi akan memberikan keuntungan berupa :
  • Lebih mudah dalam proses pencarian barang
  • Mempermudah penghitungan stock barang yang diperlukan.
  • Ruang kerja terlihat lebih rapi dan membuat suasana kerja lebih kondusif.

3. Resik ( Seiso / Shine )

Seorang petugas kebersihan  yang bertugas bertanggung jawab dalam hal kebersihan komplek. Kebersihan area pun selalu terjaga menjadikan pengunjung merasa nyaman.

Kebersihan pada lingkunagan kerja akan memberikan keuntungan berupa :
  • Meningkatkan semangat kerja
  •  Kualitas barang yang digunakan menjadi lebih awet dan   bagus.
  •  Peningkatkan nilai citra bisnis ritel / perusahaan pada para pelanggan yang datang.

4. Rawat ( Seiketsu / Standardize )

Yang dimaksud rawat disini adalah proses pekerjaan dimana memiliki standar dalam melakukan hal yang menyangkut pekerjaan. Dalam artian melakukan pekerjaan yang tidak semestinya dikerjakan. Sebagai contoh merawat fasilitas yang ada agar senantiasa terjaga dan tahan lama dalam penggunaannya.
Prinsip kerja rawat lebih tertuju pada individu untuk terus menerapkan dan melakukan pengawasan terhadap prinsip kerja ringkas, rapi dan resik.

5. Rajin (Shitsuke / Sustain )

Rajin disini mengarah pada masing-masing individu dalam melakukan kegiatan kerja dan menjalankan tugas-tugasnya. Jadi lebih kepada sumber daya amnusianya.

Terkadang kita juga menemukan toko yang tidak menerapkan prinsip kerja budaya 5R dalam menjalankan bisnis ritelnya, yaitu :

1. Tidak menerapkan budaya ringkas
  •  Akibatnya terjadi penumpukan barang, sehingga mngganggu kenyamanan dan keamanan di area.
  • Adanya barang yang tidak diletakan pada tempatnya dengan area yang sudah sempit akan semakin sempit, dengan adanya hal tersebut ini akan mengganggu kenyamanan pengunjung.
2. Tidak menenrapkan budaya rapi

  • Penataan barang yang tidak rapi akan mengganggu pemandangan dan akan mengurangi keinginan untuk pengunjung mengunjungi took tersebut.
  • Barang yang tercampur aduk penataannya akan menyulitkan pengunjung untuk mencari barang yang mereka butuhkan dan perlukan. 
3. Tidak menerapkan budaya resik

Ini akan berakibat pada mengurangnya jumlah pengunjung, karena :
  • Banyak debu dan kotoran yang menempel atau yang ada di sekitar produk akan berakibat mengurangi daya beli pengunjung.
  • Ruang yang berantakan ddan tidak tertata akan menimbulkan system kerja yang tidak efisien.
  • Adanya kotoran dan debu yang tidak segera dibersihkan akan mengundang banyak lalat sehingga akan mengganggu kesehatan.
4. Tidak menerapkan budaya rawat

Fasilitas yang mendukung kegiatan dan aktifitas bisnis ritel diantaranya troli, keranjang barang, rak penyimpanan barang, dan mesin kasir jika tidak dirawat setelah penggunaannya maka akan mengakibatkan fasilitas tersebut cepat rusak.

5. Tidak menempatkan budaya rajin

Budaya rajin lebih tertuju ke personalnya, yaitu sumber daya manusinya. Jika sebagai petugas pelayanan tidak menerapkan budaya rajin, maka ini akan mempengaruhi kedisiplinan dalam bekerja maka akan berakibat pada usaha atau bisnis yang dijalanai akan semakin merosot perkembangannya.

 










 

 
 

1 komentar:

  1. 1.Ringkas(Seiri)
    2.Rapi(Seiton)
    3.Resik(Shitsuke)
    4.Rawat(Seiketsu)
    5.Rajin(Shitsuke)

    BalasHapus