Jumat, 26 Juli 2013

JR # 7 " PENYEDIAAN BARANG DALAM BISNIS RITEL "

Menurut beberapa pakar ekonomi seperangkat alat pemasaran pada perusahaan perdagangan eceran disebut dengan istilah bauran pemasaran ritel ( retailing mix ), namun pada dasarnya ciri-ciri dari alat pemasaran pada perdagangan eceran itu sama dengan bauran pemasaran 9 markrting mix ). Beneke menyatakan, "retail mix is the variables retailers use to satisfy customers needs and influence their purchase decision". Jadi bauran pemasaran ritel merupakan variable-variable yang dapat memuaskan pelanggan dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Menurut L. Muller-hagedorn dalam Gudonavicien dan alijosiene, "retail marketing mix consist of product ( assortmrnt ), staff, place, adversting, store layout and design". Menurut Dunne dan Lusch dalam Gudonavicien dan Alijosiene mengatakan, "retail marketing mix consist of pricing, promotion, product, supply chain, retail location, customers service and retail selling, store layout and design.
Untuk menarik dan mempertahankan pelanggan agar tetap melakukan pembelanjaan di perusahaannya. Perusahaan ritel terus berusaha untuk meningkatkan pelayanannya melalui bauran pemasaran ritel.

Persediaan barang menjadi cukup krusial dalam operasional bisnis menenjemen ritel karena terkait dengan pengelolaan barang dagangan ( merchandising ).
Merchandising adalah proses perencanaan susunan produk atau merchandise pada took ritrl, dan memastikan produk yang benar tersedia untuk konsumen yang ditargrtkan.
Terdapat beberapa factor yang harus diperhatilkan dalam perencanaan produk, yaitu : peramalan, inovasi, keragaman, produk, merek dan alokasi.

Bagaimnapun bagusnya barang dagangan dipajang ditoko , jika pelanggan tidak menemukan barang atau produk kebutuhan yang dicarinya karena kehabisan persediaan maka citra took ttersebut akan jatuh.
Kebijakan harga peritel adalah factor positioning yang sangat penting yang harus dipusatkan dalam kaitannya dengan pasar sasaran, bauran produk dan layanan yang diberikan, dan persaingan yang dihadapi. pengecer juga harus mempraktrkan taktik penetapan harga.
4 factor yang mempengaruhi strategi penetapan harga pada perusahaan ritel, diantaranya : konsumen, pemerintah, pabrik, dan pesaing.
Lokasi pengecer adalah kunci bagi kemampuannya menarik pelanggan. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibanding yang lainnya, meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya seting yang bagus. Perusahaan ritel memiliki tiga dasar pilihan lokasi yaitu: pusat perbelanjaan, lokasi dikota atau di tengah kota, maupun kota kecil dan lokasi bebas.

Persedian barang dan kehabisan stock adalah factor yang penting dalam merchandising maupun dalam aktifitas promosi / even. Memastikan toko mempunyai cukup barang yang dipajang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dapat menentukan jika promosi akan sukses.
Persediaan dapat didefinisikan sebagai semua stock yang ada ( stock in hand ) pada waktu yang telah ditetapkan, termasuk barang dirak tampialan ( rak display ) dan yang ada di ruang belakang area aman lainnya ( gudang toko ). Melakukan persediaan ( stocking ) adalah merupakan aktivitas dalam menggabungkan semua daftar barang dagangan yang saat ini berada di dalam ritel 9 list of merchandise ).
Fungsi pokok menejemen persediaan adalah memastikan bahwa toko mempunyai produk yang tepat di tempat yang tepat dan waktu yang tepat.
Peritel yang baik harus melakukan pencatatan yang teratur terhadap penjualan maupun persediaanya.

Metode pencatatan barang dapat dilakukan dengan  dua metode yaitu metode fisik dan metode perpetual.
1. Metode fisik atau metode periodic ( Physical Invontry Method )
Metode fisik artinya pencatatan yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan yang tidak dilakukan secara kontinyu, sehingga barang dagangan akhir dihitung secara fisik yang ada digudang.

2. Metode perpetual atau metode terus-menerus ( Prepetual Invontry Method )
Metode perpetual artinya pencatatan yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan yang dilakukan secara kontinu, sehingga bila terjadi pembeliaan akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.


















 






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar