Rabu, 09 April 2014

JR T100 # '' GLOBAL OPPORTUNITIES ''

Minggu terakhir di pembelajaran kelas T100, adalah mengenai ''Global Opportunities''. Dimana dalam pembahasan kali ini adalah menggapai pertumbuhan hingga 100 kali lipat dan bertumbuh di pasar global.
Dalam penjelasan Bapak Ir. Ciputra adalah untuk menjadi pemain di pasar modal, yang pertama haruslah menjadi leader di negeri sendiri.
Sebagai contoh :
  • Ciputra Group sebelum menjadi pengembang di Negara Vietnam juga telah berhasil mengembangkan  berbagai proyek di negeri sndiri.
  • Martha Tilaar, sebelum menembus pasar global juga sudah dapat menunjukan eksistensinya di pasar domestic.
Ibu Inge Gunawan, dosen Universitas Ciputra terdapat 3 cara untuk dapat scale up di pasar global, yakni:
1. Globalisasi via export. Dengan mudahnya penggunaan internet pada saat ini, entrepreneur dapat menggunakan fasilitas internet seperti Facebook, atau membuat Website pribadi untuk dapat menggapai pasar yang limitless atau tidak terbatas.
2. Selling ke multinasional company yang telah eksis di pasar global. Yakni dengan melakukan pendekatan ke perusahaan distribusi besar seperti Carefour, Hypermart sehingga bisa ‘dibantu’ mereka untuk memasarkan produk secara global.
3. Dengan menggunakan system waralaba atau franchise. Namun perlu diingat sebelum sampai tahap ini, perusahaan haruslah menata system internal agar jalan terlebih dahulu dan teruji di pasar, barulah memfranchisekan usaha. Lebih jauh lagi, dengan mengikuti banyak acara ekspo di bidang yang digeluti akan dapat menambah peluang – peluang yang ada.

Menurut bapak Nur Agustinus yang menerangkan mengenai manajemen perubahan. Setiap pertumbuhan pasti akan membutuhkan perubahan.
Setiap pertumbuhan ditentukan biasanya paling mudah adalah dengan melalui angka penjualan atau market share.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan, diukur dengan bertumbuhnya market share atau omzet.
Dalam mencapai pertumbuhan, ada 3 tahapan yang perlu diketahui, yaitu :
1. Dimana posisi kita.
2. Kemana tempat yang akan kita tuju
3. Bagaimana cara untuk mencapai tujuan kita.

Dalam progressnya, perusahaan akan mencapai pada sebuah titik dimana pertumbuhan mulai tidak tidak signifikan atau dapat disebut status quo. Dalam tahap ini, Kurt Lewin, pakar perubahan organisasi di freeze (dibekukan). Jadi budaya – budaya yang tadinya tidak effisien dicairkan terlebih dahulu, dirubah, barulah budaya baru yang lebih effisien dibekukan.
Dalam melakukan perubahaan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh sebuah perusahaan, yakni :
1. Isi daripada perusahaan. Isi menyangkut struktur perusahaan, strategi perusahaan, proses bisnis, teknologinya
2. Sumber daya manusia, yakni bagaimana merangsang sumber daya manusia, atau member insentif di dalam perusahaan agar lebih innovatif, berinisiatif, dan selalu melakukan perubahan yang lebih baik. Mengubah perilaku individu perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan member tulisan – tulisan motivasi di dalam perusahaan.
Adapun dalam prakteknya, perubahan SDM ini adalah yang tersulit, adapun ada beberapa hambatan yang kerap muncul, seperti :
  •  Sikap yang mengabaikan perubahan / perasaan ketidak butuhan,
  •  Penolakan dari perubahan untuk hal baru
  •  Perasaan ''saya tidak bisa'', atau sikap pesimis dari karyawan.
Pakar Perubahan Gleicher, Beckhard, dan Harris memiliki rumus dalam menyikapi perubahan, yaitu:
D x V x F > R

Keterangan ;

D = Disatissfaction,
V = Vision,
F = First Step,
R = Resistane to change.

Jadi contoh suatu kondisi yang memungkinkan seseorang bisa berubah, apabila, ketidakpuasaan seseorang terhadap suatu situasi tinggi (D), Pandangan terhadap perubahan tinggi, dan keinginan untuk melakukan langkah pertama juga tinggi (F), maka kecenderungan seseorang tersebut untuk melakukan perubahan juga tinggi.

Tugas seorang entrepreneur adalah merangsang supaya sumber daya manusia tidak berhenti pada comfort zone, melainkan memberikan insentif supaya mereka bisa lebih bertumbuh dan lebih maju.
Adapun langkah – langkahnya adalah :
  •  Membangun sense of urgency
  •  Membangun koalisi pimpinan yang kuat
  •  Menciptakan visi yang bisa dibagikan
  •  Mengkomunikasikan visi tersebut
  •  Memberdayakan orang agar bergerak sesuai visi
  •  Mencatat pencapaian jangka pendek
  •  Mengkonsolidasikan kemenangan jangka pendek
  •  Melembagakan kultur yang baru.
3. Proses. Yakni membuat perencanaan bagaiamana perubahan tersebut dijalankan.
From Success to Significant.

Dalam penjelasan bapak Sudhamek, pendiri Garuda Food, dalam berkembangnya sebuah bisnis tidak terlepas dari peran seorang pemimpin yang terus menerus melakukan inovasi dan memeras otak untuk ide – ide yang baru.
Beliau juga mengatakan ''urip itu urup'' yaitu hidup itu haruslah berfaedah untuk banyak orang, jadi dalam perjalanan bisnisnya, seorang entrepreneur haruslah bukan hanya mencari profit, tetapi bisnis itu adalah sebuah sarana supaya mengisi kehidupan kita agar lebih bermakna bagi banyak orang.
Jadi apabila seorang entrepreneur sudah memiliki motivasi yang mulia untuk banyak orang, maka energy akan mengalir dengan sendirinya dan tidak akan mudah merasa lelah dalam membangun bisnis, terutama bukan karena keserakahan karena ingin mengejar profit semata atau bersifat monopolistic, melainkan masih ada tujuan – tujuan mulia yang ingin dihasilkan. Dengan cara demikian, seorang entrepreneur akan lebih bahagia dan berarti untuk orang lain.



Salam Entrepreneur.


2 komentar:

  1. Wah terima kasih nih artikelnya bagus, dan gw belajar banyak dari artikel mengenai ritel ini.
    Menyambung artikel diatas, kayaknya perlu tambahan dan perlu referensi market retail ini:
    prospek peer to peer lending

    BalasHapus