Rabu, 09 April 2014

JR T100 # '' GLOBAL OPPORTUNITIES ''

Minggu terakhir di pembelajaran kelas T100, adalah mengenai ''Global Opportunities''. Dimana dalam pembahasan kali ini adalah menggapai pertumbuhan hingga 100 kali lipat dan bertumbuh di pasar global.
Dalam penjelasan Bapak Ir. Ciputra adalah untuk menjadi pemain di pasar modal, yang pertama haruslah menjadi leader di negeri sendiri.
Sebagai contoh :
  • Ciputra Group sebelum menjadi pengembang di Negara Vietnam juga telah berhasil mengembangkan  berbagai proyek di negeri sndiri.
  • Martha Tilaar, sebelum menembus pasar global juga sudah dapat menunjukan eksistensinya di pasar domestic.
Ibu Inge Gunawan, dosen Universitas Ciputra terdapat 3 cara untuk dapat scale up di pasar global, yakni:
1. Globalisasi via export. Dengan mudahnya penggunaan internet pada saat ini, entrepreneur dapat menggunakan fasilitas internet seperti Facebook, atau membuat Website pribadi untuk dapat menggapai pasar yang limitless atau tidak terbatas.
2. Selling ke multinasional company yang telah eksis di pasar global. Yakni dengan melakukan pendekatan ke perusahaan distribusi besar seperti Carefour, Hypermart sehingga bisa ‘dibantu’ mereka untuk memasarkan produk secara global.
3. Dengan menggunakan system waralaba atau franchise. Namun perlu diingat sebelum sampai tahap ini, perusahaan haruslah menata system internal agar jalan terlebih dahulu dan teruji di pasar, barulah memfranchisekan usaha. Lebih jauh lagi, dengan mengikuti banyak acara ekspo di bidang yang digeluti akan dapat menambah peluang – peluang yang ada.

Menurut bapak Nur Agustinus yang menerangkan mengenai manajemen perubahan. Setiap pertumbuhan pasti akan membutuhkan perubahan.
Setiap pertumbuhan ditentukan biasanya paling mudah adalah dengan melalui angka penjualan atau market share.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan, diukur dengan bertumbuhnya market share atau omzet.
Dalam mencapai pertumbuhan, ada 3 tahapan yang perlu diketahui, yaitu :
1. Dimana posisi kita.
2. Kemana tempat yang akan kita tuju
3. Bagaimana cara untuk mencapai tujuan kita.

Dalam progressnya, perusahaan akan mencapai pada sebuah titik dimana pertumbuhan mulai tidak tidak signifikan atau dapat disebut status quo. Dalam tahap ini, Kurt Lewin, pakar perubahan organisasi di freeze (dibekukan). Jadi budaya – budaya yang tadinya tidak effisien dicairkan terlebih dahulu, dirubah, barulah budaya baru yang lebih effisien dibekukan.
Dalam melakukan perubahaan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh sebuah perusahaan, yakni :
1. Isi daripada perusahaan. Isi menyangkut struktur perusahaan, strategi perusahaan, proses bisnis, teknologinya
2. Sumber daya manusia, yakni bagaimana merangsang sumber daya manusia, atau member insentif di dalam perusahaan agar lebih innovatif, berinisiatif, dan selalu melakukan perubahan yang lebih baik. Mengubah perilaku individu perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan member tulisan – tulisan motivasi di dalam perusahaan.
Adapun dalam prakteknya, perubahan SDM ini adalah yang tersulit, adapun ada beberapa hambatan yang kerap muncul, seperti :
  •  Sikap yang mengabaikan perubahan / perasaan ketidak butuhan,
  •  Penolakan dari perubahan untuk hal baru
  •  Perasaan ''saya tidak bisa'', atau sikap pesimis dari karyawan.
Pakar Perubahan Gleicher, Beckhard, dan Harris memiliki rumus dalam menyikapi perubahan, yaitu:
D x V x F > R

Keterangan ;

D = Disatissfaction,
V = Vision,
F = First Step,
R = Resistane to change.

Jadi contoh suatu kondisi yang memungkinkan seseorang bisa berubah, apabila, ketidakpuasaan seseorang terhadap suatu situasi tinggi (D), Pandangan terhadap perubahan tinggi, dan keinginan untuk melakukan langkah pertama juga tinggi (F), maka kecenderungan seseorang tersebut untuk melakukan perubahan juga tinggi.

Tugas seorang entrepreneur adalah merangsang supaya sumber daya manusia tidak berhenti pada comfort zone, melainkan memberikan insentif supaya mereka bisa lebih bertumbuh dan lebih maju.
Adapun langkah – langkahnya adalah :
  •  Membangun sense of urgency
  •  Membangun koalisi pimpinan yang kuat
  •  Menciptakan visi yang bisa dibagikan
  •  Mengkomunikasikan visi tersebut
  •  Memberdayakan orang agar bergerak sesuai visi
  •  Mencatat pencapaian jangka pendek
  •  Mengkonsolidasikan kemenangan jangka pendek
  •  Melembagakan kultur yang baru.
3. Proses. Yakni membuat perencanaan bagaiamana perubahan tersebut dijalankan.
From Success to Significant.

Dalam penjelasan bapak Sudhamek, pendiri Garuda Food, dalam berkembangnya sebuah bisnis tidak terlepas dari peran seorang pemimpin yang terus menerus melakukan inovasi dan memeras otak untuk ide – ide yang baru.
Beliau juga mengatakan ''urip itu urup'' yaitu hidup itu haruslah berfaedah untuk banyak orang, jadi dalam perjalanan bisnisnya, seorang entrepreneur haruslah bukan hanya mencari profit, tetapi bisnis itu adalah sebuah sarana supaya mengisi kehidupan kita agar lebih bermakna bagi banyak orang.
Jadi apabila seorang entrepreneur sudah memiliki motivasi yang mulia untuk banyak orang, maka energy akan mengalir dengan sendirinya dan tidak akan mudah merasa lelah dalam membangun bisnis, terutama bukan karena keserakahan karena ingin mengejar profit semata atau bersifat monopolistic, melainkan masih ada tujuan – tujuan mulia yang ingin dihasilkan. Dengan cara demikian, seorang entrepreneur akan lebih bahagia dan berarti untuk orang lain.



Salam Entrepreneur.


Senin, 07 April 2014

JR T100 # 5 " RISK MANGEMENT ''

Definisi Risk Management

Risk Management atau management resiko adalah suatu pendekatan terstruktur / metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktifitas manusia termasuk : penilaian resiko, pengembanga strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan / pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambila antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negative resiko dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tesebut.

Manajemen resiko tradisional terpokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal ( seperti bencana alam, atau kebakaran, kematian serta tuntutan hokum. Manajemen resiko keuangan disisi lain terpokus pada resiko yang dapat dikelola dengan dengan menggunakan instrument-instrument keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan maajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Disisi lain pelaksanaan risk manajement melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia khususnya, bagi entitas manajemen resiko ( manusia, staff dan organisasi )

Menentukan sumbe resiko adalah penting karena mempengaruhi cara penangananya. sumber resiko dapat diklasifiksikan sebagai resiko social, resiko fisik dan resiko ekonomi.

Biaya-biaya yang ditimbulkn karena mengaggung resiko atau ketidakpastian dapat dibagi sebagai beikut :
  1. Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan.
  2. Biaya-biaya ketidakpasian itu sendiri.
Mengidentifikasikan Resiko

Menidentifikasikan resiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara sistimatis dan berkesinambunan atas resiko ( kerugian yang potensial ) yang dihadapi perushaan. karenanya diperlukan checklist untuk mebedakan yang sistimatik dalam menentuakan kerugian poensial. Salah satu altenatif system pengklasifikasian kerugian dalam suau checklist adalah kerugian hak milik ( property losses ), kewajiban mngganti kerugain orang lain ( liability losses ), dan kerugian personalia ( personnel losses ). Chacklis yang dibangun sebelumnya untuk menentukan resiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan.






Salam entrepreneur

JR T100 # 4 '' BUSINESS MODEL INOVATION ''

Definisi Inovasi Model Bisnis


Inovasi model bisnis sebagai perencanaan dan perancangan cara baruberbisnis melalui perubahan, perbaikan dan penyempurnaan proses bisnis yang sudah ada baik di interal maupun berkolaborasi dengan eksternal sehingga tercipta proses kerja baru yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, untuk meningkatkan nilai tambah pemangku kepentingan atau pemilik dari usaha tersebut.





Berpijak dari definisi diatas yang arus dipahami oleh para eksekutif terkait dengan inovasi model bisnis, yaitu ;
  • Bisnis model inovasi merupakan penggabungan atau penambahan aktifitas yang teah sempurna dengan cara yang unik dasempurna juga ( novelty ways )
  • Faktor pencipta dan pengendali nila tambahnya, yaitu
  1. Aktifitas yang sempurna
  2. Penggabuangan yang unik
  3. Saling melengkapi dan memberikan nila tambah
  4. meningkatkan efesiens, efektifitas dan produktifitas
  • Inovasi model bisnis akhirnya tidak dapat ditiru dan disaingi untuk jangka waktu lama kecuali inovasi model bisnis yang lain.
Dalam sebuah model bisnis dapat dijelaskan dengan sebilan blok bangunan dasar yang memperlihatkan bagaimna perusahaan tersebut menghasilkan uang. Kesembilan blok tersebut mencangkup empat bidang utama dalam suatu bisnis yatu pelanggan, penawaran, instruktur dan kelangsuangan finansial.
Kesmbialn pokok tersebut yaitu ;
  1. Segmen pelnggan ( Customer Segments - CS ), yaitu apakah organisasi tersebut melayani satu atau bebeapa segment pelanggan.
  2. Proposisi nilai ( Value Proposition - VP ), yatu mencoba memecahkan masalah pelanggan dan memuaskan kebutuhan pelanggan atau proposisi nilai.
  3. Saluran ( channels - CH ), yaitu proposisi nilai sampai ke pelanggn melalui komunikasi, distribusi dan saluran penjualan.
  4. Hubungan pelanggan ( Customer Relationships- CR ), yaitu Hubungan pelnggan di tetpkan dan dikelola bersama masing-masing segmen pelanggan.
  5. Arus pendapatan ( Revenue Streams - RS ), yaitu arus pendapatan diambil dari proposi nila yng sukses ditawarkan keada pelanggan.
  6. Sumber Daya Utama,( Key Resaurces - KR ), yaitu suatu asset yang diperlukan untuk menawarkan dan memberikan berbagai elemen di atas.
  7. Aktifitas kunci ( Key Activities  - KA ), yaitu aktifitas utama dari organisasi tersebut untuk mendapatkan sebuah nilai.
  8. Kemitraan utama ( Key Partnership ),yaitu aktiftas yang di outsrouce dan berbagai sumber daya diperolh dari luar perusahaan.
  9. Struktur biaya ( Cost Structure - CS ) yaitu biaya yang harus dikeluarkan dikeluarkan dan menjalankan bisnis model tersebut.

Minggu, 06 April 2014

JR T100 # 3 '' RESOURCE MANAGEMENT' ''

Strategis Berbasis Sumber Daya



Yang dimksud dengan manajeman sumber daya manusia atau human resorce management ( HRM )adalah Pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja. HRM termasuk desain dan implementasi system peencanaan, penyesuaian karyawan, pengembangan kryawan, pengelolaan karier, kompensasi karyawan dan hubungan karyawan.


Komponen-komponen dalam HRM pada konteknya adalah ;
  •  Pengusaha.
Dimana pengusahaitu adalah setiap orang yang meninventasikanmodalnya untuk memperoleh penapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba prusahaan tersebut.
  • Karyawan
Karyawn merupakan kekayaan sebuah perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktifitas peusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sitem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai.
Karyawan adalah penjual jasa ( pikiran dan tenaganya ) dan mendapatkan kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan teikat untuk mengerjakan peerjaan yang diberikn dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian. Pososi karywan dalam suatu perusahaan dibedakan atas karyawan operasionl dan karyawan manajerial ( pemimpin ).
  1. Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.
  2. Karyawan manaerial adalah setia orang yang berhak memerintah bawahannya untuk mengerjakan sebagaian pekerjaannya dan dierjakan sesuai dengan perintah. Mereka mencaai tujuanya untuk kegiatan-kegiatan ornag lain. Karyawan manajerial ini dibedakan atas menejer lini dan menejer staf.
  • Manajer lini adalah seseorang pemimpin yang mempunyai wewenang lini ( line authority ) berhak da tanggung jawab langsung merealisasi tujua perusahaan.
  • Manajer staff adala pemimpin yang mempunyai wewenang staff ( saff authority ) yang hany berhak memberikan saran dan pelayanan untuk memperlancar peneylesaian tugas-tugas menejer lini.
Yang dimaksud degan internal recruiting adalah proses penarikan kryawan yang berasal dari karyawan itu sendiri.

Eksternal recruiting adalah proses penarikan karyawan dan penyeleksian karyawan yang berasal dari laur perusahaan.

Prinip Efektuasi

Ada 5 prinsip dala teori efektuasi, diantaranya yaitu ;
  • Bird In Hand.
Bird in hand adalah ungkapan dalam lingkungan di Amerika  yang berarti tentag apa saja yang dimiliki oleh kita. Apa saja yang ada ditangan kita sebetulnya. Ini bicara tentang  hal yaitu sipa diri kita, apa yang bias kita lakukan dan siapa saja yang kita kenal.
  • Affordable Loss
Affordable Loss artinya adalah sejauh mana entrepreneur itu siap menanggung kerugian. Setiap usaha pasti ada resiko. Resiko itu beraneka ragam. Bisa resiko uang, resiko waktu, resiko tenaga da sebaginya.
  • Lemonade Princple
Lemonade Princple merupakan ungkapan dari Amerika yang maksudnya adalah ketika hidup terasa seperti lemon, lemon berarti kecut, yang rasanya kecut buatlah menjadi lemonade. Seorang entrepreneur itu harus mempunya kreatifitas, harus punya mental yang tahan uji.
  • Crazy Quilt
Crazy Quilt yaitu kumpula dari perca-perca kain yang dijahit sehingga menghasilkan seuah selimut yang indah. Maksudnya adalah kemampuan seorang entrepreneur membangun network dari pihak-pihak yang lain jadi banyk pihak seperti pecahan-pecahan perca kain ini dia kumpulakan, dia kumpulakan jadi satu hingga berguna bagi dia.
  • Pilot In The Plane
pilot in the plane makudnya adalah kita mengnggap bahwa hidup kita ini adalah sebuah pesawat dimna kita adalah pilotnya, maka kitalah yag menentukan pesawat kita ini mau kemana.


Salam Entreprenur.

JR T100 # 2 '' STRATEGY TO GROWTH ''

Dalam pembelajaran online di kelas T100 kali ini kita akan membahas mengenai ''Strategy To Growth''. Yang dimaksud dengan strategy to growth adalah strategi yang ditunjukan untuk memenangkan pangsa pasar yang lebih besar, bahkan pada pengorbakan laba jangka pendek. Empat strategi pertumbuhan yang luas adalah diversivikasi, pengembangan roduk, penetrasi pasar dan pengembangan pasar.

Untuk meraih kunci sukses dalam berbisnis kunci utamanya yaitu yang pertama semangat, yang kedua semangat dan yang ketiga terus semangat. Sebab bila sudah memiliki semangat yang tinggi maka apapun rintangan dalam menjalankan wirausaha pasti dapat dilewati.
Selain itu dengan semangat hal-hal yang sulit apapun dapat menjadi lebih mudah.

Namun, selain semangat dibutuhkan juga yang namanya kreativitas. Jadi bila kita sudah emiliki semangat ditambah memiliki sebuah kreativitas, maka peluang untuk menggapai sukses terbuka lebar.

Untuk membangkitkan semangat yaitu dengan cara bermimpilah, bercita-citalah, sehingga dengan mimpi dan cita-cita tersebut dapat menambah semangat. Setiap orang memiliki kunci sukses dalam berbisnis, tinggal kita memaknai kesuksesan itu seperti apa.

Tantangan dalam menumbuhkan usaha

Memiliki optimis ysng tinggi tentunya menjadi salah satu modal utama bagi seorang pelaku usaha. Tanpa adanya optimism dari setiap pengusahanya, bias dipastikan bila usaha tersebut tidak akan mampu bertahan lama menghadapi gempuran persaingan pasar dari para kompetitornya.
Dalam kondisi sesulit apapun, seorang pelaku usaha dituntut untuk bias selalu optimis menjalankan usahanya. Hal ini penting, sebab dengan bersikap optimis secara tidak langsung akan mengantarkan mereka menjadi pribadi yang lebih tangguh, pantang menorah, dan tentunya tetap semangat menghadapi segala rintangan. Tidak seperti orang-orang yang pesimis tentunya dimana mereka cenderung mudah menorah dengan hambatan yang ada dan lebih menguntungkan perkembagan bisnisnya kepada nasib.

Untuk meyakinkan pentingnya optimism. Berikut adalah beberapa keuntungan yang bias didapatkan dengan menumbuhkan sikap optimism dalam meraih sukses bisnsi, antara lain ;
  1.  Memberikan semangat dan motivasi yang positif. Orang-orang yang optimis biasanya memiliki harapan serta impian yang cukup  besar. Sehingga tidak heran bila mereka selalu bersemangat dalam melangkah dan memiliki sebuah motivasi yang positif untuk bias meraih harapan serta tujuan yang lebih baik.
  2. Berani mengahdapi segala tantangan. Dalam menjalankan sebuah usaha tidak jarang kita menemukan tantangan serta hambatan yang sering muncul ditengah perjalanan menuju sukses. Namun dengan berbekal keyakinan serta sikap optimis yang dimiliki pelaku usaha, segala tantangan yang ada akan dihadapinya dengan tenang dan diselesaikan dengan cara yang terbaik.
  3. Memiliki focus usaha yang jelas. Setelah menentukan visi dan misi perusahaan yang dijalankan, seorang pengusaha yang optimis akan selalu berusaha focus dalam menyelesaikan pekerjannya dan mewujudkan semua harapan yang telah mereka impikan.
  4. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Pelaku usaha yang optimis biasanya lebih percaya diri dalam menjalankantugas-tugasnya. Mereka yakin dengan kemampuan yang dimiliki dan berusaha mengoptimalkannya untuk emncapai cita-cita yang mereka harapkan.
  5. Lebih kreatif dan inivatif. Seorang pengusaha yang optimis selalu memiliki berbagai cara untuk mewujudakn segala impiannya. Mereka tak sgan-segan menggunakan kreativitasnya untuk menciptakan ide baru dan berusaha mendapatkan hasil yang terbaik.





Salam Etrepreneur.

Kamis, 03 April 2014

JR T100 # 1 '' GROWTH MINDSET ''

Tugas jurnal refleksi kali ini adalah pemebelajaran di kelas T100 - UCEO, kali ini membahas mengenai Growth Mindset.

Yang dimaksud mindset adalah cara pandang tentang bakat dan kemampuan yang kita miliki yang akan mempengaruhi langkah-langkah dalam menuju kualitas diri yang kita kehendaki. Pola pikir seseorang akan menentukan cara orang melihat dunia, cara orang memandang kehidupannya, cara memeandang setiap peristiwa yang dialaminya. Terhadap satu peristiwa yang sama, bisa saja orang mengambil sikap yang amat berbeda. Menglami penderitaan bisa menjadikan seseorang terotivasi, mau bangkit, terbakar semangatnya, mengalahkan penderitaan dan menghasilkansukses luar biasa. Sebaliknya pendritaan juga bisa membuat orang putus asa serta membiarkan dirinya dihancurklan olehnya.

Pada dasarnya pola pikir ( mindset ) terbagi dalam dua pola yaitu fixed mindset atau mindse tetap dan  dan growth mindset atau mindset berkembang. Orng yang berpola pikir fixed mindset, biasanya hanya mempengaruhi diri pada bakat atau kemampuan yang sudah ada saja.
Fixed mindset mempercayai bahwa kualitas-kualitas seseorang bagaikan 'ukiran pada sebuah batu', sesuatu yang menetap tidak bisa diubah. Pemilik mindset seperti ini lebih berkonsentrasi untuk membuktikan diri dari waktu ke waktu bahwa dirinya memiliki kualitas-kualitas itu. Mereka cendrung ingin terlihat pintar ataupun cakap.

Berbeda dengan growth mindset yang meyakini bahwa kualitas-kualitas tertentu dihasilkan dari sejauh mana usaha ( effort ) yang dilakukan. dengan mindset ini setiap orang memiliki peluang untuk berubah dan berkembang mencapai kualitas-kaulitas yang diinginkan melalui dedikasi dan kerja keras. Pemilik mindset ini memiliki kecenderuangan untuk selalu belajar.
Orang yang meiliki growth mindset suka mengembangkan apa yang sudah ada, senang mencari antangan baru, mau menjelajahinya dan selalu mampu menghadapi masalah.

Ciri-ciri dari orang yang ber-growth mindset adalah suka dengan upaya, penuh dengan kreativitas. kerja keras dan anthusias. Orang dengan mindset berkembng mempunyai pemahaman, bahwa segala bakat atau talenta kecerdasan dan kapasitasyang dimiliki itu adalah sesuatu yang bukan given, tetapi bisa diperoleh melalui berbagai upaya tertentu. Mereka itu menjalani kehidupan dengan memanfaatkan peluang dan tantangan untuk berkembang mencapai kesuksesan.


Salam Entrepreneur.

Rabu, 26 Maret 2014

JR 14 # '' MENGELOLA RESIKO UNTUK RITEL ''

Bekal pemahaman terhadap konsep-konsep pengelolaan ritel modern sangat penting untuk dipahami mengingat kegagalan dalam pengelolaan akan menimbulkan resiko kerugian yang cukup besar. Sedangkan jika pelaku bisnis ritel tetap bertahan dengan pengelolaan ritel secara tradisional tidak memungkinkan untuk memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bila dihadapkan dengan modal yang cukup besar maupun terjadinya perubahan pola belanja konsumen yang mempunyai konsekuensi terhadap berubahnya kebutuhan mereka terhadap keberadaan sebuah ritel.

Pengelolaan ritel sekala besar dan kecil membutuhkan kesiapan pengelolaan dalam arti Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan ( baik soft maupun hard skill ) dalam hal manajrial ritel modern dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki kompetensi untuk bertahan dalam bisnis ritel ( continuous competitive advantage ).

Untuk itu, dipandang penting untuk pengembangan pengetahuan dan ketrampilan di bidang manajemen ritel yang akan menambah kesiapan pengelola ritel tradisional maupun ritel modern secara terintregrasi khususnya bagi kesiapan dalam mengelola bisnis ritel modern skala kecil dan menengah secara mandiri amupun apabila terjun sebagai bagian dari manajemen suatu perusahaan ritel skala menengah dan besar.

ecara sederhana resiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya penyimpangan hasil usaha dari yang diharapkan, atau kemungkinan terjadinya kerugian usaha. Didalam prakteknya resiko tersebut tidak dapat dihilangkan pelaku usaha hanya bias menghindari, menghadapi, memindahkan, atau mengurangi resiko tersebut.
menghindari berarti tidak melalkukan usaha tersebut.
Mengahadapi berarti bersedia menanggung kerugian yang mungkin akan terjaadi / dialami.
Memindahkan berarti meminta pihak lain ( asuransi misalnya ) untuk menanggung resiko yang akan terjadi, dan mengurangi resiko  berarti pelaku usaha melakukan berbagai hal untuk mengurangi / memperkecil resiko kerugian yang akan terjadi.

Setiap usaha memiliki resiko, mulai dari saat persiapan hingga usaha tersebut sudah berjalan. Pada saat persiapan banyak resiko sudah menanti, seperti ;
  • Resiko karena salah memilih jenis usaha yang akan dijalankan.
  • Resiko karena salah membuat anggaran.
  • Resiko karena salah memilih rekan.
  • Resiko karena salah memilih waktu pembukaan usaha, dll.
Bila resiko-resiko saat persiapan terjadi, maka berbagai kerugian sudah menanti, seperti sepinya pengunjung, membekunya biaya, konflik dengan rekan kerja dan sebagainya.
Disamping itu, banyak resiko juga sudah menanti saat usaha mulai berjalan, dibagian produksi beberapa resiko yang bisa terjadi adalah ;
  • Resiko langkanya bahan baku
  • Resiko kenaikan bahan baku
  • Resiko salah dan keterlambatan kedatanagan pesanan bahan baku
  • Resiko kerusakan mesin
  • Resiko listrik atau telepon mati
  • Resiko kesalahan proses produksi, dll
Berbagai macam resiko dibagian produksi tersebut dapat mengakibatkan biaya produksi menjadi naik, hingga menguirangi daya saing produk. Dampak merugikan lainya adalah keterlambatan atau terganggunya proses produksi sehingga mengecewakan konsumen dan seterusnya.

Tidak hanya dibagian produksi, setelah usaha berjalan bagian pemesaran juga dihadapakan dengan berbagai macam resiko, seperti ;
  • Resiko dari adanya persaingan
  • Resiko naik turunnya daya beli masyarakat
  • Resiko berubahnya selera konsumen ( tren yang berubah )
  • Resiko kenaikan nilai tukar
  • Resiko karena menjual secara kredit, dll.
Berbagai macam resiko pemasaran tersebut dapat menimbulkan kerugian usaha yang diakibatkan dari tidak lancarnya, macetnya cicilan penjualan kredit yang diberikan, pembajakan produk menurunya permintaan konsumen karena menurunya daya beli, usang atau kadaluarsanya model produk yang dipasarkan, dan seterusnya.
Dalam prakteknya setelah usaha berjalan tidak hanay bagain produksi dan pemasaran saja yang memiliki resiko, hamper setiap bagian dihadapakan pada berbagai macam resiko, bagian SDM juga memiliki resiko, seperti tidak hadirnya karyawan, berpindahnya karyawan kunci ke perusahaan pesaing, demo yang dilakukan karyawan, sakitnya karyawan dan sejenisnya. Secara umum resiko tersebut akan mengakibatkan terganggunya proses produksi, proses pemasaran dan proses dalam sebuah usaha lainnya.
Demikian pula bagian keuangan, juga harus memperhatika resiko adanya tindak kecurangan, kekurangan modal, kesalahan pencatatan, dll. Berbagai resiko dibagain keuangan ini akan berdampak pada berkurangnya keberuntungan, tidak sehatnya usaha, hingga terganggunya bagian lain.

Secara umum, resiko yang telah dijelaskan tersebut sebagian besar berasal dari dalam usaha itu sendiri ( kecuali beberapa resiko seperti kurs, turunya daya beli kon sumen, dll ). Namun demikian masih ada beberapa resiko dari luar perusahaan yang patut diwaspadai, seperti ;
  • Resiko karena perubahan peraturan pemerintah, seperti penataan jalur hijau, berkaitan dengan pajak usaha, maupun ijin-ijin usaha lainnya.
  • Resiko adanya bencana alam yang sering kali tidak terduga
  • Resiko perkembangan teknologi yang begitu cepat, sehingga teknologi yang ada menjadi cepat usang atau tertinggal.
  • Resiko masyarakat yang bisa muncul tiba-tiba, hanya karena sebuah isu.
  • Pemberitaan media masa, dll.
Dari penjelasan diatasa akhirnya dapat dipahami, bahwa setiap usaha memang tidak dapat terlepas dari adanya resiko usaha, dan sekali lagi yang dapat dilakukan hanya mengelola sebaik mungkin resiko tersebut, sehingga dampak kerugiannya dapat ditekan.

Selanjutnya, bagaimna cara mengelola resiko-resiko tersebut? inilah lima langkah dasar untuk mengelola resiko tersebut ;
  1. Identifikasi ( buat daftar ) setiap resiko yang bisa terjadi
  2. Lakukan analisis dan rangking atau urutan sesuai dengan besarnya dampak kerugian yang akan ditimbulaknnya.
  3. Tentukan upaya-upaya untuk mengatasinya, sesuai dengan urutan yang ada.
  4. Lakuakan upaya tersebut, sesuai pilihan scenario yang telah dibuat.
  5. Lakukan evaluasi
Resiko usaha tidak bisa dihilangkan sama sekali, yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi dan memperkecil resiko usaha tersebut.

Selasa, 18 Maret 2014

JR 13 # '' ETIKA BISNIS UNTUK RETAIL ''

Tantangan Etika Dalam Retail

Beberapa teknologi kadang berkembang lebih cepat dibanding dengan kesiapan konsumen dalam mempergunakanya. Misalnya berbelanja via internet. Kecenderungan yang ada tidak sekedar tidak mampu menggunakan namun terletak pula pada kepercayaan konsumen dalam menggunakannya.

Selain itu teknologi tinggi tidak semua retail mampu mengadopsinya, mungkin saja hanya retailer besar yang bisa ''membeli'' teknologi demikian.

Beberapa contoh teknologi dalam usaha retail
  • e-Commerce
  • Barcode-Reader
  • ATMs
  • Debit Card
  • a Self-Checkout Station
  • Delivery Service
  • Credit Card
  • etc ...
Tantangan etis yang dihadapi pengecer masuk dalam tiga kategori yang saling berhubungan, yaitu ; etika, tanggung jawab social dan perlindungan konsumen.
 
  • Etika (ethic ) berhubungan dengan prinsip moral dan niali-nilai dari perusahaan.
  • Tanggung jawab social ( social responsibility )bertalian dengan acting untuk atau agar bermanfaat bagi masyarakat.
  • Perlindungan konsumen ( consumerism protection ) memerlukan perlindungan hak konsumen.
''Perilaku Baik '' didasarkan tidak hanya dalam praktek perusahaan, tetapi juga pada harapan dan norma-norma dari masyarakat dimna bisnis tersebut berada.


Etika ~ Ethics

Dalam berhadapan dengan konstituennya ( yaitu pelanggan, masyarakat umum, karyawan, para pemasok, pesaing, dan yang lainnya ), pengecer harus mempunyai suatu moral / etika.

Ketika suatu retailer mempunyai etika, ia bertindak dengan cara yang penuh kepercayaan, adil, jujur dan hormat dengan masing-masing konstituennya.

Untuk mewujudkan hal ini, para eksekutif perusahaan harus dengan jelas mengartikulasikan ke karyawan perilaku seperti apa yang bisa di terima dan perilaku mana yang tidak dapat diterima.
seringkali, ada perilaku yang mungkin saja masyarakat menganggapnya tak pantas tetapi hokum tidak melarangnya.

Beberapa pengamat tidak etis pada beberapa aktifitas berikut ini, bahkan kadang illegal juga ;
  • Peningatan harga pada produk yang langka setelah bencana alam seperti angina topan atau gempa bumi.
  • Tidak mempunyai stock yang cukup ketika suatu penjualan diiklankan.
  • Membebankan harga yang mahal lingkungan yang berpendapatan rendah, sebab konsumen disana tidak mempunyai mobilitas transportasi untuk berbelanja keluar daerah mereka.
  • Menjual tembakau dan alcohol pada anak-anak
  • Mempunyai tenaga penjualan yang seperti pengamat / peneliti pasar ketika dikaitkan dengan telemarketing.
  • Adanya fitnah pesaing
  • Produk lama diperbaharui seperti baru.
  • Memaksa karyawan untuk mendorong perolehan high-profit kepada orang yang belanja, sekalipun mereka tidaklah baik untuknya.
  • Menjual informasi dari data base pelanggan.
Beberapa asosiasi perdagangan mensosialisasikan kode etik kepada perusahaan anggotanya. sebagai contoh The Direct Marketing Association ( DMA ) memiliki kode etik yang harus dipatuhi membernya.
Berikut ini beberapa ketentuannya :
  1. Semua penawaran harus jelas bersih, lengkap dan jujur.
  2. Peremehan atas orang atau kelompok dengan alas an ras, warna kulit, agama, asal Negara, jenis kelamin, status perkawinan, atau umur tak dapat diterima.
  3. Tidak menawarkan hal yang pantas untuk orang dewasa, kepada anak-anak. Hanya kepada orang dewasa.
  4. Semua konsep pemasaran langsung perlu mengungkapkan nama sponsor dan manfaat dari suatu kontak pemasaran. Tidak seorangpun membuat penawaran atau sosialisasi menggunakan kedok / samara dalam riset atau survey ketika tujuan yang real tersebut sangat menjual jasa atau barang-barang atau dapat menaikan dana.
  5. Hadiah undian harus diiklankan secara jelas, jujur, dan lengkap sehingga konsumen dapat mengetahui secara pasti tentang penawaran tersebut.
  6. Barnag daganagn tidak boleh dikirimkan tanpa ijin pelanggan yang menerima pertama kali.
  7. Para telemarketer harus menghapus nama pelanggan dari daftar telepon perusahaan ketika diminta oleh individu.
  8. Pemasar langsung perlu mempertahankan standarisasi yang telah ditetapkan Better Bussines Bureau dan semua hokum pemerintah harus diterapkan.
Tanggung Jawab Sosial
 
Retailer yang memperlihatkan tanggung jawab social akan melakukan aktifitas kepada masyarakat sebaik mungkin seperti halnya pada diri sendiri. tantanganya adalah menyeimbangkan tingkatan laba yang adil untuk pemegang saham, manajemen dan karyawan.
 
Beberapa format tanggung jawab social adalah memberikan cost-free bagi anggota perusahaan, seperti karyawan yang mempunyai andil dalam kegiatan peristiwa masyarakat atau juga turut membuang sisa buangan dengan cara yang sangat hati-hati.
 
Beberapa aktifitas yang membutuhkan biaya mahal, adalah penyediaan doanasi keuangan ke organisasi amal atau jasa, menjelaskan produk kepada sekolah, memberikan pinjaman kursi roda untuk orang cacat.
 
Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen melibatkan aktifitas pemerintah, bisnis dan organisasi mandiri yang dirancang untuk melindungi individu dari praktek yang mengganggu hak mereka sebagai konsumen.
Retailer harus menghindari praktek bisnis yang melanggar hak ini.

Berikut ini beberapa pertimbangan yang mendasarinya :
  1. Perusahaan ketika merasa konsumen diutamakan dan tidak belanja kepada retailer yang terlihat tamak.
  2. Dikarenakan konsumen lebih selektif dan banyak mengetahui dibanding dimasa lalu, pengecer harus menawarkan hal-hal yang mengandung nilai keadilan, menyediakan informasi terperinci, dan siap menangani keluhan / pertanyaan konsumen.
  3. Konsumen menjadi sadar harga. Ketenaran retailer yang menawarkan off-price mempertinggi juga kesadaran konsumen akan harga.
  4. Retailer besar kadang-kadang dipandang sebagai acuh tak acuh kepada konsumen. Mereka mungkin menyediakan cukup perhatian secara personal untuk pembelanja atau mungkin kendali atas karyawan tidak optimal ( menghasilkan praktek lemah dan adanya ketidak-sragaman dari seluruh cabangnya )
  5. Pengguna system layanan mandiri mengalami peningkatan, hal itu dapat menyebabkan frustasi untuk beberapa pembelanja.
  6. Perkembangan teknologi baru menyebabkan ''kegoncangan'' bagi banyak konsumen. Mereka harus belajar perilaku belanja model baru ( seperti bagaimana cara belanja menggunakan ATM )
  7. Pengecer merupakan saluran distribusi yang melakukan kontak langsung dengan pelanggan, sehingga mereka sering disalahkan dan diminta untuk memecahkan permasalahan yang disebabkan oleh produsen ( seperti produk cacat dan cara pemakaian belum jelas )
Strategi Retail Menghadapi Tantangan

Marger, Diversifikasi, dan Downsizing

Marger merupakan penggabungan perusahaan eceran yang dimiliki secara terpisah.

 
 
Dengan diversifikasi, pengecer cenderung lebih efektif dalam bisnis, diluar operasi normal mereka dan mereka menambahkan barang atau kategori b arang lain yang berbeda.
 
Karena adanya diversifikasi dan marger, banyak ritel ukuranya tumbuh secara dramastis. Mereka belum semuanya berjalan lancer mrlalui penekatan ini.
Seperti disektor manufaktur, meskipun perusahaan kuat dan sedang berkembang mereka banyak yang melakukan aksi ''downsizing'' pada beberapa bagian ritel yang kinerjanya tidak memuaskan, seperti menutup toko yang tidak lagi menguntungkan.

 
 Penerapan Cost Containment, dan Value-driven
 
 Dengan pendekatan Cost Containment pengecer bekerja keras untuk menekan biaya investasi awal dan biaya usaha yang berkelanjutan.
 
Cost Containment dapat terpenuhi oleh satu atau lebih keputusan strategy-mix berikut ;
  • Standarisasi prosedur operasi
  • Standarisasi layout toko, ukuran dan strategi penawaran produk.
  • Pengguna lokasi sekunder, unit freestanding, dan lokasi lama dan menempati lokasi yang ditinggalkan oleh yang lain.
  • Penempatan toko dalam komunitas masyarakat lebih kecil dimana peraturan pembangunan lebih sedikit tegas, biaya tenaga kerja lebih rendah, serta biaya usaha dan konstruksi dikurangi.
  • Penggunaan material konstruksi murah, seperti lantai beton.
  • Penggunaan peralatan tetap yang lebih sederhana dan biaya disply yang murah
  • Pemebelian peralatan diperbaharui
  • Bergabung dengan kelompok kerja sama pembelian dan periklanan
  • Memberi harapan kepada pemasok untuk membiayai inventaris.
Strategi Penyesuaian
 
Salah satu tantangan utama bagi pedagang eceran adalah membuat orang menerima suatu retail sebagaimna retail yang diinginkan. dimana konsumen percaya bahwa pada retail tertentu merupakan suatu perjalanan belanja yang special.
 
Kunci sebuah retail adalah memandang, menggambarkan dan memposisikan diri mereka sebagai tempat berbelanja yang diinginkan.
 
Mereka harus bekerja keras untuk menjadi yang diinginkan oleh konsumen yang dengan sadar mencarinya, bukanya menempatkan konsumen untuk menjelajah sendiri kedalam.
 
 
 

Selasa, 11 Maret 2014

JR REFLEKSI 12 # '' INOVASI NILAI DAN RITEL ''

Pola dari pemikiran strategis di belakang masing-masing gerak strategis adalah ''Inovasi Nilai". Inovasi nilai adalah pengerjaan pembedaan yang serempak dan biaya-biaya lebih rendah.

Persaingan di dunia pemasaran menuerut seorang pemasar untuk menemukan strategi alternative agar perusahaan tetap bisa bertahan. Salah satu alternative strategi adalah melakukan inovasi. Akan tetapi jika hanya inovasi saja tanpa diikuti oleh nilai maka inovasi yang dilakukan akan sia-sia. Maka dari itu inovasi harus diikuti oleh nilai yang dalam hal ini adalah nilai pelanggan. Dengan inovasi nilai diharapkan inovasi yang dilakukan mampu diterima oleh konsumen.

Inovasi nilai merupakan batu pijak strategi biru. Penciptaan samudra biru adalah soal menekan biaya sembari meningkatkan nilai bagi pembeli.
struktur biaya ditekan dengan mengeliminasi dan mengurangi factor-factor persaingan dengan industry yang tidak terarah investasi didalamnya.
Nilai bagi pembeli ditingkatkan dengan menguatkan nilai tambah yang sesuai dengan perkembangan prilaku pembeli disertai penciptaan elemen yang benar-benar baru dan dibutuhkan pelanggan tetapi belum ditawarkan industry. Struktur biaya berkurang jauh lebih besar ketika skala ekonomi bekerja yaitu setelah terjadi tingkat penjualan dengan volume yang tinggi sebagai akibat dari nilai unggul yang diciptakan.
Denagan inovasi nilai, perusahaan mengejar deferensiasi dan biaya rendah secara bersamaan. Inovasi nilai berfokus untuk menciptakan lompatan nilai bagi pembeli dan bagi perusahaan, sehingga membuka ruang pasar baru tanpa persaingan karena focus perusahaan adalah memenuhi kebutuhan mendasar para pembeli dan kepuasan bagi pelanggan.
Inovasi nilai tercapai hanya ketika seluruh system yang ada terpadu secara tepat antara niali manfaat, harga dan struktur biaya, karena nilai dari pembeli berasal dari nilai manfaat penawaran dikurangi harga dan niali bagi perusahaan dihasilkan dari harga penawaran dikurangi struktur biaya.

Para manejer bisa menggunakan empat kerangka tindakan dan skema ekitici untuk membantu mengatasi masalah pertukaran nilai biaya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
  •    Faktor apa yang bisa di eliminasi dari komponen biaya yang telah diterima begitu saja oleh industry sehingga menjadi titik focus persaingan? Terutama komponen biaya yang tidak pernah dibutuhkan pelanggan. Hal ini berguna untuk memengkas biaya-biaya yang sebenarnya tidak begitu perlu diperlukan.
  • Faktor-factor apa saja yang bisa di kurangi sampai batas bawah standar industry, factor yang tidak terkendalikanya invesatasi sehingga terjadi persaingan sengit didalamnya. Terutama berkaitan dengan komponen biaya yang sebenarnya tidak diingini pembeli. Hal ini berguna untuk mengurangi struktur biaya.
  • Nilai tambah apa yang bisa di tingkatkan jauh di atas standar industry sehingga sesuai dengan nilai pembeli saat ini ? Terutama nilai tambah yang memang diingini massa pembeli.
  • Elemen apa yang bisa di ciptakan sesuatu yang begitu berharga bagi pelanggan tetapi belum pernah ditawarkan sebelumnya ? Hal ini berguna untuk membuat pelanggan puas dan pelayanan yang memuaskan pula.

Kamis, 06 Maret 2014

JR REFLEKSI 11 # '' DISTRIBUSI RITEL ''


Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa ada distribusi produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus berusaha mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya.

Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran.
Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan ( jenis, jumlah, harga, tempat,dan saat dibutuhkan. Seseorang atau sebuah perusahaan distributor adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan ( manufacture ) ke pengecer (retailer ).Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan ( dan biasanya juga sekaligus dijual )ke seluruh distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan.

Tiga aspek lainya dari bauran pemasaran adalah produk, harga dan promosi.

Pengertian Saluran Distribusi

  • Menurut Alex S. Nitisemito
Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau produk dari produsen ke konsumen.
  • Menurut Warren J. Keegan
Saluran distribusi adalah saluran yang digunalkan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industry.
  • Menurut Assauri
Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga yang memasarkan produk yang berupa barang-barang jasa dari produsen ke konsumen.
  • Menurut Kotler
Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.

Fungsi Saluran Distribusi

Fungsi saluran distribusi adalah menyalurakan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik.

Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler adalah;
  1. Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konsumen dan pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.
  2. Promotion,  yaitu mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasive tentang produk yang ditawarkan.
  3. Negotiation, yaitu mencoba menyepakati harga dan syarat-syarat lain, sehingga memungkinkan memudahkan hak pemilikan.
  4. Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan.
  5. Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui bank atau lembaga keuangan lainya.
  6. Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari satu organisasi atau orang kepada organisasi / orng lain.
  7. Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke konsumen akhir.
  8. Fiancing, yaitu meninta dan memanfaatkan dana untuk biaya-biaya dalam pekerjaan seluruh distribusi.
  9. Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.

Dari berbagai definisi diatas dapat diketahui adanya beberapa unsur penting, yaitu ;
  • Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih.
  • Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen ke konsumen.
  • Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar tertentu, Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
  • Saluran produksi merupakan satu kesatuan dan melaksanakan system kegiatan ( fungsi ) yang lengkap dalam menyalurkan produk. 

Faktor Yang Mendorong Suatu Perusahaan Menggunakan Distribusai, adalah :
  • Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.
  • Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.
  • Para pengusaha pabrik yang cukup modal lebih senang menggunakan dana mereka untuk ekspensi dari pada untuk melakukan studi banding produk dengan perusahaan lain.
  • Pengecer yang menjual produk banyak lebih senag membeli macam-macam barang dari seorang grosir dari pada membeli langsung dari masing-masing pabriknya.
Tugas Distributor
  • Membeli barang dan jasa dari produsen atau pedagang yang lebih besar.
  • Mengklasifikasi barang atau memilihnya sesuai dengan jenis, ukuran, dan kualitasnya.
  • Memperkenalkan barang atau jasa yang diperdagangkan kepada konsumen, misalnya dengan reklame atau iklan.
Macam Saluran Distribusi

Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi, diantaranya ;

  • Produsen - Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini yang paling pendek sederhana karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannyan melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen ( dari rumah ke rumah ). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.
Contoh; bengkel, rumah makan, pangkas rambut, salon, panti pijat dll.
  • Produsen - Pengecer ( retailer ) - Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjuyal kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer biasa.
Contoh; Koran, ice cream, dll.
  • Produsen - Pedagang Besar ( wholesaler ) - Pengecer ( retailer ) - Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran produksi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pemebelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer saja.
Contoh; mie instan, beras, minuman, dalam kemasan dll.
  • Produsen Agen ( wholesaler ) - Pengecer ( retailer ) - Konsumen
Disini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya, ia melakukan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualnya terutama ditunjukan kepada para pengecer besar.
Contoh; sayur-mayur dll.
  • Produsen - Agen - Pedagang Besar - Pengecer ( retailer ) - Konsumen
Dalam saluran distribusi sering menggunakan agen perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjulanya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutaman agen penjualan. Saluran distribusi dipengaruhi factor.
Contoh; barang impor dll

Peranan Perantara Dalam Pemasaran

Perantara adalah orang atau perusahaan yang menghubaungkan aliran barang dari produsen ke konsumen industry ( Satanton, et al 1990 ). Secara umum perantara terbagi atas merchant mindleman dan agen mindleman.
Marchant mindleman adalah perantara yang memiliki barang ( dengan membeli dari produsen ) untuk kemudian dijual kembali. Seangkan yang dimaksud dengan
Agen mindleman adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan dan melakukan transaksi atas nama produsen.
Perantara dibutuhkan karena adanya beberapa kesenjangan diantara produsen dan konsumen. Kesenjangan tersebut antara lain;
  • Geographical gap, yaitu gap yang disebabkan oleh tempat-tempat pemusatan produksi dan lokasi konsumen yang tersebar dimna-mana
  • Time gap, yaitu kesenjanga yang terjadi karena adanya bahwa pembeli atau konsumsi dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu sementara produksi berlangsung terus-menerus sepanjang waktu.
  • Quantity gap, yaitu kesenjangan yang terjadi karena jumlah barang yang diproduksikan secara ekonomis oleh produsen berbeda dengan kualitas normal yang diinginkan konsumen.
  • Assortment gap, yaitu situasi dimana konsumen pada umumnya berspesialisasi pada produk tertentu, seangkanb konsumen menginginkan produk yang beraneka ragam.
  • Communaication and information gap, yaitu kesenjangan yang timbul karena konsumen tidak tau dimna sumber-sumber produksi yang menghasilkan produk yang diinginkan atau dibutuhkannya, semntara dilain pihak produsen tidak tau siapa dan diman pembeli potensial setara.
Adapun tujuan dari penggunaan perantara adalah perantara memanfaatkan tinggkat kontak atau hubungan, pelanggan, spesialisasi, dan skala operasi mereka dalam menyebarlauasakan produk sehingga dapat mencapai pasar sasaran secara efektif dan efesien.
Ketika memilih saluran distribusi, perusahaan harus mengikuti kriteria 3C, yaitu channel market, market converage, dan cost. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pasar, produk, perantara dan perusahaan.

Pertimbangan Pasar

1. Jenis pasar
Pasar yang akan dituju missal untuk mencapai pasar produksi perusahaan tidak akanmemerlukan pengeceran.

2. Jumlah Pelanggan Potensial
Jika pelanggan potensial relative sedikit, makan akan lebih baik bial perusahaan memiliki tenaga penjual sendiri.

3. Konsentrasi Geografis Pasar
Pemasar cenderung mendirikan cabang-cabang penjualan di pasar yang berpenduduk padat dan menggunakan perantara yang berpenduduk jarang.

4. Jumalah Dan Ukuran Pesanan
Perusahaan akan menjual secara langsung pada jaringan grosir yang lebih besar.

Pertimbangan Produk

1. Nilai Unit ( Unit Value )
Semakin rendah niali unit maka saluran distribusi semakin panjang.

2. Perishability
Untuk produk yang fisiknya mudah rusak saluran distribusinya lebih baik pendek.

3. Sifat Teknik Produk
Produk yang bersifat sangat teknis harus didistribusikan secara langsung.

Pertimbangan Tentang Perantara

1. jasa Yang Diberikan Perantara
Produsen memberi jasa yang memberi pemasaran yang tidak bisa dilakukan perusahaan secara teknis maupun ekonomis.
2. Keberadaan Perantara yang Diinginkan
3. Sikap Perantara Terhadap Kebijakan Perusahaan

Pertimbangan Perusahaan

1. Sumber-sumber financial
Perusahaan yang kuat keuangannya cendrung lebih tertarik untuk mengorganisasikan armada penjualnnya sendiri sehingga mereka relative kuarng membutuhkan perantara.

2. Kemampuan manajemen
Kurangnya pengalaman dan kemampuan pemasaran akan menyebabkan perusahaan lebih suka memanfaatkan perantara untuk mendistribusikan barangnya.

3. Tingkat pengendalian yang diinginkan
Apabila perusahaan dapat mengendalikan saluran distribusi, maka perusahaan dapat melakukan promosi yang agersif dan dapat mengwasi kondisi persediaan barang dan harga eceran produknya.

4. Jasa yang diberikan panjual
5. Lingkuangn

Pada situasi perekonomian yang lesu perusahaan cenderung menyalurkan barang kepasar dengan cara yang paling ekonomis yaitu, menggunakan saluran distribusi yang pendek.

Adapun jenis-jenis perantara dalam saluran distribusi antara lain ;

1. Pedagang Besar ( wholesaler )
Adalah perantara pedagang yang terikat dengankegiatan perdagangan dengan jumlah yang besar untuk dijual lagi biasanya tidak melayani penjualn eceran kepada konsumen akhir.

2. Pengecer ( retailer )
Adalah usaha bisnis yang menjual barang-barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan untuk keperluan bisnis )

3. Agen
Adalah perantara yang mewakili penjual atau pembeli dalam tarnsaksi dan dalam hal ini hubungan kerja dengan kliennya bersifat permanent.

Distribusi Fisik
Adalah segala kegiatan untuk memindahkan barang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

Fungsi-fungsi dalam distribusi fisik meliputi :
  • Transportation
Memilih cara yang tepat untuk memindahkan barang ke tempat yang jauh jaraknya. Alternatif angkutan bisa meliputi rel (kereta api ), air ( kapal ), udara ( pesawat ), maupun menggunakan pipa khusus.
  • Storage dan warehousing
Yaitu menyimpan barang untuk sementara, menunggu untuk dijual lagi atau dikirim lebih lanjut.
  • Inventory central
Yaitu pemilihan alternative apakah penyimpanan harus dilakukan terpusat atau tersebar
  • Material handling
Yaitu pemilihan alat yang tepat untuk memindahkan barang ke tempat yang dekat, seperti ke gudang ke kendaraan, ke retailer store, dsb.
  • Border Processing
Yaitu kegiatan-kegiatan seperti penentuan syarat-syarat pengiriman, mempersiapakan dokumen dll.
  • Protective Packaging
Yaitu penentuan wadah barang agar terhindar dari berbagai kerugian yang timbul Selma pengiriman.

Strategi Distribusi
Merupakan penentuan manajemen saluran distribusi yang diperguankan oleh produsen untuk memasarkan barang dan dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai ditangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang dibutuhkan, pada waktu yang diperluakn dan ditempat yang tepat.
Secara garis besar terdapat enam macam strategi distribusi yang dapat digunakan, yaitu ;

1. Strategi Struktur Saluran Distribusi
Strategi ini berkaitan dengan jumlah perantara yang diguakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. Alternatif yang dipilih dapat berupa distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Tujuanya untuk mencapai jumlah pelanggan yang optimal pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah namun dapat meraih dan menjaga tingkat pengendalian distribusi tertentu.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk memilih alternative strategi struktur distribusi antara lain ;
1). Postponement - Speculation Theory
Mendasarkan pemilihan saluran distribusi pada resiko, ketidakpastian dan biaya yang dapat timbul dalam transaksi. Penundaan ( postponement ) berarti berupaya mengurangi resiko dengan mencocokan produksi dengan permintaan actual pelanggan.

2). Goods Approach
Menyatakan bahwa karakteristik produk yang menentukan yang tepat dan ekonomis.

3). Financial Approach
Keinginan produsen untuk dapat memutuskan harga eceran, outlet distribusi, pelayanan kepada pelanggan, fasilitas penyimpanan dan iklan.

4). Pertimbangan lain
  • Perkembangan teknologi
  • Faktor social dan standar etika
  • Regulasi pemerintah
  • Tripologi, pola populasi, dan luasanya daerah geografis kebudayaan.
2. Strategi Cakupan Distribusi
Strategi ini berkaitan dengan jumalh perantara suatu wilayah. Tujuannya untuk melayani pasar dengan biaya yang minimal namun bisa menciptakan citra produk yang diinginkan.
Strategi ini ada tiga macam dan pemilihan masing-masing strategimensyaratkan pemahaman pemasar mengenai kebiasaan pembelian pelanggan, tingkat gross margin dan turnovel, kemampuan retailer dalam memberi jasa dan menjual seluruh lini produk perusahaab setara kelas produk.

1). Distribusi eksklusif yaitu produsen hanya menuntut satu orang pernatara khusus untuk menyalurkan barangnya di wilayah tertentu, dengan syarat  perantara tersebut tidak boleh menjual produk produsen lain.

2). Distribusi intensif, yaitu produsen berusaha menyediakan produknya disemua retail outlet yang mungkin memasarkannya.

3). Distribusi Selektif, yaitu strategi penempatan produk perusahaan diberbagai retail outlet saja dalam suatu daerah tertentu.

3. Strategi Distribusi Berganda
Yaitu penggunaan lebih dari satu saluran yang berbeda untuk melayani segmen pelanggan. Tujuannya untuk memperoleh akses yang optimal pada setiap segmen.
Penggunaan saluran distribusi ganda ini ada dua jenis yaitu ;

1). Saluran Komplementer
yaitu jika masing-masing saluran menjual produk yang tidak saling berhubungan atau melayani segmen yang tidak saling berhubungan tujuannya untuk mencapai segmen pasar yang tidak dapat dicapai oleh saluran distribusi perusahaan yang sekarang.

2). Saluran Kompetitif
Yaitu jika produk yang sama dijual melalui dua saluran yang berbeda tapi bersaing atau sama lain dengan  tujuan untuk meningkatkan penjualan.

4. Strategi Modifikasi Saluran Distribusi
Adalah strategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ualang. Dengan mengubah susunan saluran distribusi diharapkan perusahaan dapat menjaga system distribusi yang optimal pada perubahan-perubahan lingkungan tertentu.

5. Strategi Pengendalian Saluran Distribusi
Adalah menguasai semua anggota dalam saluran distribusi agar dapat mengendalikan kegiatan mereka secara terpusat kearah pencarian tujuan bersama.
Adapun tujuan dari strategi ini adalah :
  1. Untuk meningkatkan pengendalian
  2. Memperbaiki ketidakefisienan
  3. Mengetahui efektifitas biaya melalui kurva pengalaman
  4. Mencapai skala ekonomis
Jenis-jenis strategi pengendalian saluran yang bisa digunakan antara lain ;
  1. Vertical Marketing System ( VMS ), yaitu jaringan yang dikelola secara terpusat dan professional, yang sejak awal didesain untuk mencapai penghematan dalam operasi dan hasil pemasaran yang optimal.
  2. Horizontal Marketing System ( HMS ), merupakan jaringan yang berbentuk apabila beberapa perusahaan perantara yang tidak merkaitan menggabungkan sumber daya dan program pemasarannya guna memanfaatkan peluang pasar yang ada, yang dalam hal ini mereka  berada dibawah satu manajemen.
6. Strategi Manajeman Konflik dalam Saluran Distribusi
Konsep system pada distribusi mensyaratkan adanya kerja sama antara saluran. Meskipun demikian  didalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga diantara anggota saluran saling terjadi perselisihan. KOnflik juga dapat timbul antara saluran yang satu dengan saluran yang lain  yang menjual produk yang sama dan pasar yang sama pula.

Konflik Horizontal
Konflik ini terjadi diantara para perantara yang sejenis, konflik horizontal dapat brupa ;
  1. Konflik antara perantara yang menjual barang sejenis
  2. Konflik perantara yang menjual barang berbeda
Sumber konflik biasanya karena ada perantara yang memperluas lini produknya dengan lini baru dan tidak tradisional.

Konflik Vertical
Konflik ini trjadi antara anggota salurab distribusi dan  terdiri dari ;
  1. Konflik antara produsen dan pedagang grosir
  2. Konflik antara produsen dan pengecer
Sumber konflik adalah biasanya ketidaksamaan tujuan, hak dan peranan yang tidak jelas, perbedaan presepsi dan sangat besarnya ketergantungan perantara kepada produsen.

Kamis, 13 Februari 2014

JR REFLEKSI 10 # '' MANAJEMEN PRODUK ''

Manajemen produksi merupakan Salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Denagn demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Tugas dari manajemen produksi ada dua, yaitu;
  1. Merancang system produksi
  2. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.
Pengertian Produksi

Produksi adalah kegiatan perusahaan yang mengahsilakan barang-barang atau jasa yang menghasilkan bahan-bahan atau sumber factor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi. Pengertian ini dapat memperluas lagi artinya dan fungsinya manajer dalam system produksi.

Proses Produksi

Adapun proses produksi menurut berbagai macam bagian dapat dibagi menjadi empat, yakni ;
  • Sifat Produksi
Sifat produksi menjadi suatu proses produksi dari suatu produk tertentu akan lain dengan sifat produk yang berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah produk yang akan diproduksi mencerminkan sifat khusus dari konsumsi pembeli ( spesifik ), ataukah produk yang akan diproduksi merupakan produk standar yang didasrkan pada keputusan perusahaan.
  • Produk Spesifik
Kalo pembeli menginginkan spesifikasi dari barang tertentu sedangkan jumlahnya hanya terbatas, maka proses produksi yang akan dipakai adalah proses produksi pesanan. Contohnya ; produk meuble, pakaian, sepatu dll.
  • Produk Standar
Produk standar yang akan menjadi keputusan perusahaan akan mengakibatkan proses produksi yang digunakan akan berbeda dengan proses produksi  untuk pesanan.
Sebab, perusahaan yang membuat produk standar berarti perusahaan tersebut membuat membuat produk yang ukurannya standar dan jumlahnya sangat banyak karena bertujuan untuk persediaan atau dikirimkan kepada pembeli atau penyalur.
Contohnya; televise, lemari es, pakaian dsb.
Kalau proses produksi yang dipilih perusahaan adalah proses produksi standar maka perusahaan diharuskan menyediakan danayang besar untuk penyimpanan, penanggungan resiko turunnyan harga maupun kualitas dan biaya pemeliharayang cukup besar.
  • Tipe Proses Produksi
Tipe proses pr\oduiksi ditinjau dari bahan mentah sampai menjadi barang yang dapat diperguankan.
Tipe proses produksi dibedakan menjadi dua, yaitu
  1. Tipe produksi terus menerus ( Continuous Process ). Contohnya ; terjadi pada industry-industry yang mempunyai hanya satu shift produksi seperti perusahaan tekstil, mobil, semen dsb.
  2. Tipe proses produksi terputus-putus  ( Intermiten ). Contohnya; terjadi pada perusahaan yang membuat barang tergantung ndari pesanankonsumen seperti meubel, pengecoran logam, pakaian dsb.
Manfaat Yang Diciptakan

Berdasarkan manfaat yang diciptakan bias dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung manfaat dapat dibagi menjadi 5 (lima ) manfaat, yaitu;
  1. Manfaat Dasar ( Primary Utility ). Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan perusahaan merupaka kegiatan yang bergerak dalam bidang pengambialan dan penyediaan barang-barang atau hasil-hasil dari sumber yang sudah tersedia oleh alam. Misalnya perusahaan tambang, perikanan dll.
  2. Manfaat Bentuk ( Form utility ). Proses produksi yang menciptakan proses bentuk adalah meubel. Proses ini terjadi setelah manfaat dasar dilakukan, kemudian baru dilakukan proses selanjutanya untuk menciptakan manfaat yang lebih baik lagi.
  3. Manfaat Waktu ( Time Utility ). Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang yang mempunyai selisih waktu, misalnya disimpan dipergudangan ( bulog ) setelah harga-harga naik makan beras yang tidak habis dalam masa turunnya harhga krarna waktu berjalan terus makan menyebabkan nilai beras tersebut bertambah.
  4. Manfaat Tempat ( Place Utility ). Manfaat tempat dapat kita liat pada perusahaan transportasi. perusahaan transportasi seperti kereta api, truk, kapal maupun perpesawatan menyebabkan bertambanhnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut, Contoh; hasil-hasil pertanian yang dinagkut dari desa.
  5. Manfaat Kepemilikan ( Owenership Utility ). Manfaat kepemilikan adalah usaha untuk memindahkan barang dari hak milik orang yang satu ke orang yang lain, dsb
Teknik Proses Produksi

Pengelolaan proses produksi menurut teknik atau sifat proses produksi akan menetukan jenbis atau bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi. berdasrkan tekniknya dapat dibagi menjadi beberapa macsm, yaitu;
  • Proses Ekstraktif
Yaitu proses produksin yang dilakukan dengan cara mengambila langsung dari sumber alam yang telah tersedian. Misalnya proses penebangan, perikanan, perkebunan dsb.
  • Proses Analitis
Yaitu proses untuk menguiraikan atau memisahkan dari satu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam bentuk ytang menerupai aslinya. Contoh; PERTAMINA.

  • Proses Pabrikasi
Prosesnya sama dengan peroses analitis, tetapi menggunakan alat seperti mesin dan bentuknya tidak harus sama dengan aslinya, seperti pakaian, meubel, sepatu dll.
  • Proses Sintetis
Yaitu proses pengkombinasian dari beberapa bahan dalam suatu bentuk produk. Contohnya; perusahaan kimia, obat-obatan, kaca, gelas dsb.
  • Proses Assembeling
Yaitu merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi menjadi produk baru tanpa merubah bentuk fisik susunan kimiawinya. Contohnya perusahaan karoseri, mobil, dsb.

Aspek-Aspek Manajemen Produksi

Aspek-aspek manajemen produksi meliputi;
  • Perencanaan Produksi
Bertujuan agar dilakukannya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. keputusan yang aharuis dihadapi dalam perncanaan produksi, antara lain;
  1. Jenis barang yang diproduksi
  2. Kualitas barang
  3. Jumlah barang
  4. Bahan baku
  5. Pengendalian produksi
  • Pengendalian Produksi
Bertujaun agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya soptimal mungkin. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain;
  1. Menyusun perencanaan
  2. Membuat penjadwalan kerja
  3. Menentukan kepada siapa barang ytang akan dipasarkan
  • Pengawasan Produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapay berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatannya meliputi;
  1. Menetapkan kualitas
  2. Menetapkan standar barang
  3. Pelaksanaan produksi yang tepat waktu.
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi

Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manjer atas ( tpop manajer ). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan.
  1. Seorang manajer harus mendefinikan masalah dan mencari berbagai alternative yang dapat diambil untuk menyelesaikannya.
  2. Manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternative yang dianggap paling baik.
  3. Manajer harus mengimplementasikan alternative yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Jika diliahat dari keputusan yang harus diambil maka dibedakan menjadi;
  1. Pengambialan keputusan atas peristiwa yang pasti
  2. Pengambialn keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
  3. Pengambialn keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
  4. Pengambialn keputusan atas peristiwayang timbuil karena pertentangan dengan keadaan lain.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
  1. Perencanaan system produksi
  2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi
Fungsi Dan Sistem Produksi Dan Operasi

Yang dimaksud dengan system adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang salaing terkait tergantung dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan  bagi pencapaian suatu tujuan tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan system produksi dan operasinadalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda scara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalampentransformasian masukan menjadi keluaran.

Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industry manufaktur, tetapi juga dalam industry jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industry jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang diperguanakan dalam indusrti manufaktur.
Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi dalam pengoperasiannya membutuhkan modal untuk suku cadang dan komponen elektronika serta peralatan yang terdapat dalamn suatu bangunan, disamping peralatan transmissi suara melalui system kabel, menara microwave, station, computers, dan operator telepon.

Selasa, 11 Februari 2014

JR REFLEKSI 9 # '' PENENTUAN HARGA ''

A. PENGERTIAN

  • Harga (prince ) merupakan nilai tukar atas produk atau jasa.
  • Harga adalah jumlah nilai yang dipertukarkan para konsuymen untuk mencapai manfaat penggunaan produk atau jasa, misalnya ;
  1. Harga mobil, rumah, computer, tas
  2. Harga tiket pesawat, kereta api dan bus.
  3. Harga sewa rumah dan sewa mobil.
  4. Harga tenaga kerja.
Apabila usahawan mampu menetapkan harga dengan tepat maka ;
  • Volume penjualan meningkat
  • Citra produksi dan perusahaan membaik
  • Posisis pasar menguntungkan
  • Hubungan masyarakat bertambah baik
  • Makin sedikit interverensi pemerintah

  • Harga berkolerasi dengan produk dan kualitas
  • Presepsi-presepsi konsumen tentang kualitas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya ;
  1. Reputasi took yang menjualnya
  2. Pengiklanan
  3. Variabel lain



C. KEBIJAKSANAAN PENENTUAN HARGA                                                                            
  • Terdapat ( 6 ) enam kebijaksanaan penentuan harga yaitu ;Penentuan harga produk baru ( New Product Pricing )
  1. Prince Skimming
  2. Penetration Pricing
  • Potonagn harga ( Price Discounts )
  1. Quantity Discounts
  2. Seasional Discounts
  3. Cash Discounts
  • Prince Lining
  • Transfer Princing
  • Princing in Times of Uncertaint
  • Geograpic Price Consideration
  1. Penatapan harga FOB ( Free On Board )
  2. Uniform-Delivered Pricing
  3. Fright-Absarption Price
D. TIPE PENETAPAN HARGA BERDASARKAN BIAYA
 
  1. Mark Up Pricing
  2. Variabel Cost Pricing
  3. Break Event Pricing
Mark Up Pricing
 
Mark up pricing merupakan penetapan harga, dimana harga tertentu ditetapkan dengan jelas menambahkan suatu prosentase tetap diatas biaya produksi. Mark up pricing berbeda-beda dalam suatu swalayan, karena ;
  1. Adanya persaingan dalam kelas produk yang ada
  2. Volme penjualan produk tersebut
  3. Resiko yang terjadi dalam menjual masing-masing produk
Mark up merupakan perbedaan antara biaya produksi dengan harga penjualan ( suatu Produk ).
 
Margin laba adalah selisih antara harga dan biaya produk. Penetapan haraga mark up ada 2 ( dua ) cara, yaitu ;
 
  • Mark up atas biaya
Yaitu selisih antara harga dan biaya yang di ukur secara relative terhadap biaya, di ukur dengan persen ( % ).
  • Mark up atas harga
Yaitu selisih harga dan biaya diukur secara relative terhadap harga, diukur dalam persen ( % )
 
 
Penentuan Harga Berdasarkan Biaya Variabel
  • Dalam jangka pendek suatu perusahaan harus memproduksi serta mamasarkan produk dengan ketentuan bahwa revenue yang dihasilkan lebih besar dibandingankan dengan biaya variable table.
  • Revenue melebihi biaya variabelk disebut " Contribution Margin "
 
E. MODEL TARGET RETURN INVESTMENT ( TROI )
  • Yaitu penetapan harga berdasarkan target ( Target Return Pricing ) dapat diimplementasikan dengan analisis impas.
Penetapan Harga Jual
  1. Defferential pricing
  2. Pengusaha kadang-kadang harus menetapkan harga yang berbeda , pertimbangannya , antara lain ;
  • Waktu
  • Jenis Produk
  • Lokasi
  • Pelanggan.
Penentapan Harga Psikologi ( Psychological Pricing )
 
Adalah factor ekonomi yang dipakai untuk menetapkan besarnya harga.
 
F. FLOOR PRICE AND CEILLING PRICE
  • Floor Price
Adalah kebijakan harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk melindungi yang bertujuan untuk melindungi produsen.
  • Celiing Price
Adalah kebijakan harga tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah yang ditunjukan untuk melindungi konsumen.
 
7 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Jual
 
Salah satu keputusan paling rumit adalah menentuka harga jual atau "Price strategy". Para pengusaha sering dihinggapi pertanyaan, apakah harga jual yang ditetapkan bias diterima pasar sekaligus bias memberikan keunungan finansial atau tidak.
 
 
 
Harga jual yang rendah munkin akan disambuat baik oleh konsumen, namun belum tentu bias memberikan keuntunganh yang diinginkan. Sebaliknya produk dengan harga jual tinggi diharapkan bias memberikan keuntungan, namun mungkin tidak banuyak dibeli.
 
Faktor-factor penting yang perlu dipertimbangkan saat menentukan harga jual. Faktor-factor tersebut berasal dari dalam perusahaan ( factor internal ) dan dari luar perusahaan ( factor eksternal )
Faktor internal relative lebih mudah dikebdalikan. Sedangkan factor eksternal tidak mudah untuk diprediksi.
 
Faktor Internal Perusahaan
 
  • Biaya Produk
Yang dimaksud biaya produk adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk sampai terjuak pada kjonsumen, meliputi ;
  1. Harga pokok pembelian produk ( untuk perusahaan dagang )
  2. Biaya p[okok produksi ( untuk perusahaan manufaktur )
  3. Biaya yang dikeluarkan selama masa pengembangan produk ( bila ada )
  4. Biaya marketing
  5. Biaya distribusi
  6. Biaya overhead, dan
  7. Biaya-biaya lain
Diperlukan kemampuan menghitung biaya ( costing ) yang baik agar diperoleh nilai biaya produk yang wajar. Costing yang kurang tepat menyebabkan nilai biaya produk akan terlalu rendah atau terlalu tinggi yang bias menyebabkan kekeliruan dalam penentuan harga. Menjual dengan harga di bawah biaya produk sudah pasti akan merugikan perusahaan.
  • Karakteristik Produk
Ada tiga karakteristik yang berpengaruh pada penentuan harga.
  1. Daya tahan produk terhadap perubahan waktu. contoh : sayur adalah produk yang tidak tahan lama, mudah busuk dan mutunya turun seiring dengan berjalannya waktu.
  2. Kualitas produk disbanding produk saingan. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bila mendapatkan kualitas yang  baik.
  3. Posisi produk dalam siklus kehidupan produk. penentuan harga produk  baru berbeda dengan produk yang sudah mapan di pasar, berbeda pula dengan produk yang mulai mengalami penurunan.
Mengetahui karakteristik produk sangat penting untuk menentukan strategi harga yang akan digunakan.
 
  • Tujuan Perusahaan
Sebelum memnetukan harga kita harus mengetahui sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, baik dalam jangka pendek, menengah atau panjang, misalnya :
  • mendapatkan balik modal ( return on investmen ) pada tahun tertentu.
  • mendapatkan keuntungan sebesar prosentase nilai tertentu.
  • Mendapatkan cashflow atau uang tunai sejumlah tertentu.
  • Menguasau pangsa pasar sebesar sekian persen.
  • Mencapai kapasitas produksi yang optimal.
Penentuan harga adalah bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai tujuan. Penentapan harga yang salah bias berakibat pada tidak tercapainya tujuan perusahaan.
 
Faktor Eksternal Perusahaan
 
  • Harga Produk Saingan
Ada dua yang harus dipertimbangkan, yaitu ;
  1. Harga produk saingan, dan
  2. Reaksi pesaing atas kompetisi dai pasar. Salah satu memenangkan persaingan adalah menjual dengaqn harga lebih murah dari pesaing. Namun saat memutuskan harga yang lebih murah, kita harus juga memperkirakan kemungkinan reaksi pesaing atas harga tersebut. Bila ternyata pesaing mampu melakukan efisiensi usha dan menjual dengan harga yang lebih murah lagi, maka akan terjadi perang harga yang bias merugikan kita.
  3. Selain harga produk pesaing, kita juga perlu memeperhatikan harga produk pengganti, Misalnya, ketika harga minyak Tanah naik, konsumen beralih menggunakan gas yang lebih murah.
  • Elastisitas Permintaan
Yang dimaksud elastisitas permintaan adalah naik atau turunnya pembelian produk akibat perubahan harga. Biasanya permintaan atas barang-barang kebutuhan pokok tidak bersifat elastis, artinya tidak mengalami perubahan berarti ketika harga naik atau turun. Sedangkan barang-barang sekunder dan tersier pada berubah.
  • Faktor Psikologis Konsumen
Paling tidak mudah memahami factor psikologis konsumen karena sebagian besar bersifat emosional. Namun demikian pemahaman tentangt prilaku konsumnen sudah jauh lebih berkembang di masa sekaerang. Sebagai contoh konsumen lebih tertarik pada harga Rp. 5.999,- daripada Rp. 7.001,-
meski sebenarnya mereka membayar denagn uang yang sama.
 
Saat menentukan harga kita perlu melakukan riset untuk mengetahui berapa harga yang bias diterima oleh konsumen secara psikologis. Harga yang ditetapkan diatas harga pskilogis mungkin akan menyurutkan konsumen untuk membeli. Namun disisi lain, harga yang lebih rendah malah membuat konsumen menganggap barnag tersebut tidak memenuhi kualitasnya.
  • Faktor-FAktor Lain
Masih ada factor eksternal lain yang patut dipertimbangkan. missal, kebijakan pemerintah untuk mentapkan harga tertinggi bias mempengaruhi usaha kita. Kondisi perekonomian secara umum juga mempengaruhi daya beli konsumen.
Kebijakan penentuan harga tidak sesederhana yang kita kira. Sebagian pengusaha menggunakan metode sederhana, missal total biaya ditambah sekian persen, sebagian lain melakukan riset mendetail. Semakin kompleks tingkat pesaingab, semakin rumit pula penentuan harga jual. Pertimbangan factor-factor dia atasuntuk membudahkan penentuan harga mana yang akan kita guankan.